Minggu, 30 November 2008

Uang Korupsi Itu Merusak Anak Saya"

Komentar Kang Adang : Subhanalloh, karena Kang adang sendiri kebetulan kerja di salah satu instansi keuangan pemerintah yang bener-benr uang itu seperti tiada henti mengalir,,,jadi saya ikut was-was, apakah harta yang selama ini say pakai sudah bersih dari korupsi,,,Ya Alloh, berikan kepada hambamu ini...kemudahan dalam membedakan harta yang haq dan yang batil dan berikan kekuatan untuk menghindari harta yang bukan milik hamba,,,amiin

"Uang Korupsi Itu Merusak Anak Saya"
Jamil Azzaini - Kubik Leadership

Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa korupsi di
Indonesia sudah terlalu
besar dan diluar kontrol. Korupsi sudah merasuki semua sendi kehidupan
dan telah terjadi baik
di eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
Pernyataan presiden yang disampaikan pada acara Presidential Lecture
di Istana Negara
pada Rabu, 2 Agustus 2006, itu mengisyaratkan bahwa pemberantasan
korupsi di Indonesia
masih jauh dari harapan.

Kendati pelaku korupsi tampak tak terjamah, tapi yakinkah kita bahwa
mereka benar-benar
lolos dari jerat hukum? Ngomong-ngomong soal korupsi saya ingin berbagi cerita.

Suatu hari, saya diundang untuk berbicara di depan staff dan pimpinan
sebuah perusahaan ternama.
Pada kesempatan tersebut saya berbicara tentang "hukum kekekalan
energi", yang intinya,
menurut hukum kekekalan energi dan semua agama, apapun yang kita
lakukan pasti akan dibalas
sempurna kepada kita di dunia. Dengan kata lain, apabila kita
melakukan "energi positif"
atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula.
Begitu pula bila kita melakukan "energi negatif" atau keburukan maka
kitapun akan
mendapat balasan berupa keburukan pula.

Ketika sesi tanya jawab, salah seorang pimpinan di perusahaan itu
mengkritik pedas
"hukum kekekalan energi". Walau saya sudah menjelaskan dengan beragam
argumen ilmiah
dan contoh-contoh dalam kehidupan nyata, dia tetap tidak yakin.
Sampai kami berpisah, kami masih pada pendapat masing-masing.

Tujuh bulan berlalu, pimpinan itu tiba-tiba menelpon saya.
"Pak Jamil, saya ingin bertemu anda," ujarnya singkat.

Karena penasaran, undangan dari beliau saya prioritaskan.
Singkat kata, pada waktu dan tempat yang telah disepakati kami bertemu.

Rupanya beliau tiba lebih dulu di tempat kami janjian.
Begitu saya datang, beliau segera menyambut dengan sebuah pelukan erat.
Cukup lama beliau memeluk saya. "Maafkan saya pak Jamil.
Maafkan saya," ucapnya, sambil terisak dan terus memeluk saya.
Karena masih bingung dengan kejadian ini saya diam saja.

Setelah kami duduk, beliau membuka percakapan.
"Saya sekarang yakin dengan apa yang pak Jamil dulu katakan.
Kalau kita berbuat energi positif maka kita akan mendapat kebaikan dan
bila kita berbuat energi negatif maka pasti kita akan mendapat
keburukan," ujarnya.

"Bagaimana ceritanya sekarang kok bapak jadi yakin?" tanya saya.

"Selama saya menjabat pimpinan di perusahaan itu,
saya menerima uang yang bukan menjadi hak saya. Semuanya saya catat.
Jumlahnya lima ratus dua puluh enam juta rupiah," katanya.

Sembari menarik napas panjang beliau melanjutkan bercerita.
Kali ini tentang anaknya.

"Anak saya sekolah di Australia. Karena pengaruh pergaulan, dia terkena narkoba.
Sudah saya obati dan sembuh. Ketika liburan, dia ke Amerika dan Kanada.
Tidak disangka, disana dia bertemu dengan teman pengguna narkobanya
ketika di Australia.
Anak saya sebenarnya menolak menggunakan lagi.
Namun dia dipaksa dan akhirnya anak saya kambuh lagi, bahkan makin parah, pak."
Selama bercerita, beliau tak henti mengusap pipinya yang basah
dengan air mata yang terus meleleh seperti tak mau berhenti.

"Pak Jamil tahu berapa biaya pengobatan narkoba dan penyakit anak saya?
" Tanpa menunggu jawaban saya, lelaki separuh baya itu berkata lirih,
"Biayanya lima ratus dua puluh enam juta rupiah.
Sama persis dengan uang kotor yang saya terima, pak!"

Beliau tertunduk dan menggeleng-gelengkan kepala disertai isak tangis
yang makin keras.
Dengan terbata lelaki itu berkata, "Uang korupsi itu telah merusak
anak saya, pak.
Saya menyesal. Saya bukan orang tua yang baik. Saya telah merusak anak
saya, pak!"

Saya peluk erat lelaki itu. Saya biarkan air matanya tumpah. Tangisnya
semakin keras....

Wahai saudara, haruskah menunggu anak kita menjadi pengguna narkoba
dan sakit untuk berhenti korupsi?

Keterangan Penulis:
Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku
Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.

Best regards,
dari milis sebelah............

Selasa, 25 November 2008

Menjaga Amanah....harus itu

Komentar Kang Adang : " tulisan ini bagus untuk di ambil ibrohnya, apalagi sekarang, Ya Alloh betapa hambamu ini sering menyepelekan amanah, ampuni hambamu ini ya Alloh......."


Menjaga Amanah

Ibrahim bin Adham pernah menjadi penjaga kebun milik orang kaya. Dia menjaga kebun tersebut dengan terus memperbanyak shalat. Satu hari, pemilik kebun meminta dipetikkan buah delima. Ibrahim mengambil dan memberinya. Tapi pemilik kebun malah memarahinya. Ia tersinggung karena diberikan buah delima yang asam rasanya.


''Apa kau tak bisa membedakan buah delima yang manis dan asam?'' 

Ibrahim menjawab,''Aku belum pernah merasakannya.'' 

Pemilik kebun menuduh Ibrahim berdusta. Ibrahim lantas shalat di kebun itu. Pemilik kebun menuduhnya berbuat riya dengan shalatnya. ''Aku belum pernah melihat orang yang lebih riya dibanding engkau.'' 

Ibrahim menjawab,'' Betul tuanku, ini baru dosaku yang terlihat. Yang tidak, jauh lebih banyak lagi.''

Di hari lain, majikan kembali meminta buah delima. Kali ini Ibrahim memberi yang terbaik menurut pengetahuannya. Tapi lagi-lagi pemilik kebun kecewa karena buah yang dia terima asam rasanya. Diapun memecat Ibrahim. Sufi besar itupun pergilah. Di perjalanan, ia menjumpai seorang pria yang sekarat karena kelaparan. Ibrahim memberinya buah delima yang tadi ditolak majikannya. 

Ibrahim lantas berjumpa lagi dengan pemilik kebun yang berniat membayar upahnya. Ibrahim berkata agar dipotong dengan buah delima yang ia berikan kepada orang sekarat yang ia jumpai. ''Apa engkau tak mencuri selain itu,'' tanya pemilik kebun. ''Demi Allah, jika orang itu tidak sekarat, aku akan mengembalikan buah delimamu.'' Setelah upahnya dibayar Ibrahim pun pergi.

Pemilik kebun, setahun kemudian, mendapat tukang baru. Dia kembali meminta buah delima. Tukang baru itu memberinya yang paling harum dan manis. Pemilik kebun itu bercerita bahwa ia pernah meiliki tukang kebun yang paling dusta karena mengaku tak pernah mencicipi delima, memberi buah delima kepada orang yang kelaparan, minta dipotong upahnya untuk buah delima yang ia berikan kepada orang kelaparan itu.

''Dia juga selalu shalat. Betapa dustanya dia,'' kata pemilik kebun. 

Tukang kebun yang baru lantas berujar.''Demi Allah, wahai majikanku. Akulah orang yang kelaparan itu. Dan tukang kebun yang engkau ceritakan itu dulunya seorang raja yang lantas meninggalkan singgahsananya karena zuhud.'' 

Pemilik kebun lantas mengambil debu dan menaburnya di atas kepalanya sembari menyesali, ''Celaka, aku telah menyia-nyiakan kekayaan yang tak pernah aku temui.'' 

Hasan Bashri Pergi Haji 

Diriwayatkan bahwa Hasan Bashri, seorang sufi terkenal, tersesat dalam perjalanan menuju haji. Dia menemui anak kecil dan menanyakan arah kepadanya. Ketika ia sudah menemui jalur yang harus ditempuh, anak kecil itu bertanya kepada Hasan Bashri. ''Syaikh, apa yang engkau kenakan dan makan?'' Syaikh menjawab ia memakai baju wol dan makan roti gandum untuk mengalahkan hawa syahwatnya.

Anak itu berkata kepadanya,''Makanlah dan pakailah apa yang engkau kehendaki sejauh itu halal.'' Lalu dia bertanya lagi di mana Hasan Bashri menginap. Dikatakan bahwa Hasan Bashri bermalam di gubuk yang terbuat dari kayu. ''Jangan berbuat zalim. Bermalamlah di manapun engkau kehendaki,'' tutur anak itu lagi.

''Andai engkau benar, aku akan melakukan apa yang engkau katakan.'' Anak kecil hanya tersenyum. ''Aku melihat engkau dalam keadaan lalai. Ketika aku tunjukkan tentang dunia, engkau menerimanya. Tapi ketika aku tunjukkan jalan akhirat, engkau menafikan perkataanku. Kembali ke rumahmu. Tak ada haji untukmu.'' 

(dikutip dari Hikayat Sufi) 


republika

Islam Liberal, Fondamental, & Moderat ...hiiiii serem...

Komentar Kang Adang : "Alhamdulillah setelah selesai membahas keutamaan hifzul quran, kita akan membahas bab syariah, artikel berikut semoga semakin memahamkan kita bahwa semakin banyak orang islam sendiri yang berusaha mengaburkan ajaran iskam yang benar yang sesuai manhaj rasululloh dan para salafussholeh, mari kita simak bareng-bareng"

Islam Liberal, Fondamental, & Moderat 

Assalamu'alaikum Wr.Wb. 

Pak Ustaz, Saya sering mendengar di kalangan mahasiswa di STAIN, UIN & IAIN tentang Islam Liberal, Islam Fondamental, Islam Moderat, Islam Radikal, dll. Apa semuanya itu? Sebelumnya saya tidak pernah dengar itu. Kemudian apakah semuanya sama atau berbeda? dan mana sih yang benar? sebab saya sering mendengarkan perdebatan antara aliran-aliran itu, Pokoknya saya penasaran dengan semuanya ini, Mohon penjelasan dari Ustaz..? 

Wassalamu'alaikum Wr.Wb. 

Abdul-Aziz Husnuddu'at - Pancor Selong LOTIM NTB 


Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du, 

Selain Islam Liberal, kelompok-kelompok yang Anda tanyakan itu lebih merupakan julukan orang atas fenomena keagamaan yang tidak secara tegas menentukan siapa saja mereka itu atau apa organisasinya. Apa makna Islam moderat, apa makna Islam radikal dan Islam fundamental, kesemuanya belum ada kesepakatan dalam pendefinisiannya. Apalagi sampai pada taraf siapa saja mereka dan kelompok mana saja, masih dalam perdebatan. 

Sedangkan ‘Islam Liberal’, selain sebuah julukan atas sebuah kecenderungan, memang berbentuk sebuah jaringan formal yang dimotori oleh Ulil Absar, bahkan mereka sudah punya situs, diskusi rutin, penerbitan dan sarana lain. Nama resminya adalah ‘Jaringan Islam Liberal’ disingkat JIL. 

Intinya ingin meliberalkan ajaran Islam dengan semangat membuka ide dan pemikiran-pemikiran yang bersifat liberal (bebas). Namun sayangnya, bebas yang dimaksud adalah bebas dalam arti kalau memang harus bertentangan dengan Al-Quran Al-Karim, sunnah atau dengan tatanan syariah yang selama ini ada, tidak apa-apa. 

Sederhananya, bebas berselisih paham dengan ajaran Islam itu sendiri. Dalam dalam masalah aqidah, syariah, akhlaq atau masalah lainnya. Bahkan berkonfrontasi dengan syariat Islam justru menjadi tujuan utamanya. Tidak ada tulisan mereka yang bebas dalam arti kata mendukung ajaran Islam, tetapi bebas yang muncul adalah bebas menghujat ajaran Islam. 

Karena itulah jaringan ini sangat disorot oleh para ulama. MUI Jawa Barat pun pernah secara terbuka mengharamkannya. Dan para sesepuh serta ulama NU pun ikut resah dengan ulah Ulil cs ini. Sehingga mereka merasa perlu memberikan peringatan atas penyelewengan yang dilakukannya. 

JIL adalah perpanjangan generasi dari kalangan sekuler anti Islam di Indonesia selama ini. Menurut mereka, gerakan sekulerisasi yang selama ini berjalan tidak pernah berhasil menjauhkan umat Islam dari agama mereka. Karena umumnya berjalan secara indivual dan terkesan sendiri-sendiri. Apalagi kalangan itu kini sudah mulai ‘tua’ dan tidak lagi terlalu vocal. Dan dalam banyak hal dianggap sudah ‘sadar’ dan ‘kembali’ ke pangkuan keaslian ajaran Islam. Dan kenyataannya, para tokoh sekuler masa lalu sudah cenderung tidak lagi menghujat-hujat. Entah karena sudah sadar atau sudah kehabisan nafas akibat tidak pernah diterimanya ide-ide sekuler mereka di negeri ini. Kita tidak lagi mendengar ada tokoh yang ingin mengganti ‘assalamu alaikum’ dengan ‘selamat pagi’. Juga kita tidak dengar lagi slogan ‘Islam yes partai Islam no’. Juga kita tidak dengar lagi mereka menghujat pemakaian jilbab yang kini justru sudah sangat memasyarakat. 

Sehingga generasi penerus mereka yang masih muda-muda itu merasa perlu mengambil langkah-langkah yang lebih radikal dan lebih vocal lagi untuk akselerasi peruntuhan nilai-nilai keaslian Islam di tengah masyarakat. Dan untuk itu mereka membangun sebuah network/jaringan untuk menyatukan barisan dan menggalang potensi. Agaknya mereka gerah melihat Islam semakin marak dan syariat Islam semakin populer di tengah masyarakat. Apalagi justru sekarang mucul wacana untuk menerapkan syariat Islam di berbagai wilayah di Indonesia. 

Tentu saja jaringan ini tidak bisa berjalan kalau tidak disponsori oleh pihak musuh Islam yang memang punya kepentingan. Karena itu berbekal rencana jahat dari musuh Islam, jaringan ini didirikan. Pemikir-pemikir yang tidak senang dengan Islam mereka kumpulkan, baik yang secara resmi menyatakan bergabung atau mencatut nama-nama tokoh tertentu tanpa meminta izin dari yang bersangkutan. Salah satu kasusnya adalah pencatutan nama Dr. Yusuf Al-Qaradawi. Entah apakah mereka sudah mengoreksinya atau belum, yang jelas mereka sering mengutip-ngutip nama beliau sehingga ada kesan ingin menampilkan opini bahwa Qaradawi pun sepaham dengan misi mereka. 

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. 


syariah online 

Bersyukur ?..harus itu

Komentar Kang Adang : "Ini dia yang bikin hati beristiqfar, YA Alloh ampuni hambamu ini atas kurangnya rasa bersyukur, memag manusia itu tempatnya salah dan dosa , jadi tidak ada salahnya yuk kit perbanyak istiqfar dab bertaubat,,baca y aartikelnya bagus banget….."


Allah menjanjikan bahwa orang yang tidak mau bersyukur, maka nikmatnya akan berubah menjadi adzab yang pedih, minimal akan hilang ketentraman di hatinya.

Misalkan hidung kita oleh Allah 'di setting' tidak begitu mancung, tapi kita membandingkannya dengan yang mancung-mancung. Saat becermin kan jadi tertekan, "Ini hidung atau kutil?" Padahal Allah yang menciptakan, pasti sarat dengan hikmah. Punya hidung mancung juga kalau ujub malah jadi pamer, dipotret jadi miring terus. Kalau tidak berusaha mensyukuri yang ada, punya apa saja nggak akan nikmat. 

Misalnya ada gelas berisi air setengah. Kalau ahli syukur, "alhamdulillah masih ada setengahnya." Tapi yang kufur nikmat, "Hah! Tinggal setengahnya!" Ini nggak enak, itu nggak enak. Tentu saja Allah murka sehingga menutup pintu rezeki lainnya. Sebaliknya, kalau bersyukur, maka akan mengundang pintu-pintu nikmat lainnya. 

Misalnya istri sedang ngidam, kita mencari mangga ke sana sini nggak ketemu. Tiba-tiba lewat tukang mangga. "Ya Allah Engkau mudahkan dia datang, tidak perlu bayar parkir dan bensin." "Berapa ini Bang?" tanya kita. "Enam ribu" kata abang penjual mangga. Lalu kita bilang "Sepuluh ribu, ya?" Nah, itu bersyukur.

Tapi kalau, "Dua ribu saja ya!?" Itu zalim, betapa sudah diberi 

kemudahan oleh Allah dengan didatangkan tukang penjual mangga yang dengan susah payah dia memikulnya, sudah berat, panas, masih ditawar pula oleh kita. Bukankah setiap kemudahan itu datangnya dari Allah. Kalau tidak bersyukur, maka itulah yang akan menimbulkan fitnah dan masalah. [mq] 


republika 

Kriteria jilbab syari, apa harus lebar ?

Komentar Kang Adang = "Assalamu’alaikum ketemu lagi, moga kabarnya tambah baik, dapat artikel baru nih dari eramuslim…Alhamdulillah istri ana dah jilbab gedhe, bagi yang belum,,,mari berusaha menegakkan syariat Alloh dengan semampu kita dan sekuat yang kita mampu, yuk baca bareng…."


Assalamualaikum wr. wb.

Saya ingin menanyakan bagaimana kriteria jilbab yang sesungguhnya karena banyak kita lihat bahwa banyak wanita berjilbab yang bernama jilbab gaul, kalau itu saya tahu pasti tidak sesuai syariat.

Lalu bila kita berjilbab menutupi dada tapi tidak sebesar jilbab-jilbab orang pesantren apakah hal itu tidak sesuai syariat? Ada orang yang berkata bahwa Allah SWT tidak melihat bagaimana ukuran jilbabmu tatapi Ia melihat bagaimana hatimu, apa itu benar?

Wa'alaikum salam wr.wb. 

Miftahul Azizah 


Jawaban:

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bismillah, Washshaltu Wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.

Yang diwajibkan syariat adalah para wanita itu menutup aurat dengan kriteria pakaian yang juga telah diatur syariat. Sedangkan model, bentuk, corak, motif dan warna pakaiannya, sebenarnya diserahkan kepada kebiasaan dan standar estetika masing-masing orang.

Di antara kriteria dasar pakaian wanita muslimah adalah:

1. Aurat perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki lain atau perempuan yang tidak seagama, yaitu seluruh badannya, kecuali muka dan dua tapak tangan. Demikian menurut pendapat yang lebih kuat.

Karena dibolehkannya membuka kedua anggota tersebut --seperti kata ar-Razi-- adalah karena ada suatu kepentingan untuk bekerja, mengambil dan memberi. Oleh karena itu, perempuan muslim diperintah untuk menutupi anggota yang tidak harus dibuka dan diberi rukhsah untuk membuka anggota yang biasa terbuka dan mengharuskan dibuka, justru syariat Islam adalah suatu syariat yang toleran. Ar-Razi selanjutnya berkata, "Oleh karena membuka muka dan kedua tapak tangan itu hampir suatu keharusan, maka tidak salah kalau para ulama juga bersepakat, bahwa kedua anggota tersebut bukan aurat."

2. Pakaian yang sopan yang dituntunkan syara', yang menutup seluruh tubuh selain muka dan telapak tangan. Jangan yang bisa menampakkan aurat atau asosiasi oran terhadap tubuh pemakainya. Allah berfirman, "...dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya ..." (QS an-Nur: 31)

Dengan pakaian tersebut, dapat dibedakan antara wanita yang baik-baik dengan wanita nakal. Terhadap wanita yang baik-baik, tidak ada laki-laki yang suka mengganggunya, sebab pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap orang yang melihatnya untuk menghormatinya.

3. Pakaian itu tidak ketat sehingga membentuk lekuk tubuh wanita.

4. Pakaian itu tidak tipis sehingga menerawang dan menampakkan kulit pemakainya

5. Pakaian itu tidak menyerupai pakaian khas pemeluk agama tertentu. Sebab Rasulullah SAW melarang seorang muslim meniru perilaku orang kafir.

6. Pakaian itu tidak menyerupai pakaian khas laki-laki.

7. Menjauhkan diri dari bau-bauan yang harum dan warna-warna perhiasan yang seharusnya dipakai di rumah, bukan di jalan dan di dalam pertemuan-pertemuan dengan kaum laki-laki. 

Wallahu a'lam bishshawab, Wassalamu 'alaikum Wr. Wb. 

Ahmad Sarwat, Lc. 


eramuslim 

Hifzhul /Penghafal Qur’an

Komentar kang Adang : " Alhamdulillah segala puji hanya milik Alloh semta, moga artikel pertama dari mbak mufidah ini semakin menancapkan pada hati kita bahwa sesungguhnya kemuliaan kaum muslim terletak pada apa yang sudah kita lakukan terhadap Al_quran, semoga dengan seringnya interaksi kita dengan Al Quran semakin membuat hati kita bersemangat mempelahjari islam, akhirnya yuk kita baca bersama...."
Hifzhul Qur’an 


Penulis: Mufidah 

Alhamdulillah semoga, artikel berikut semakin membuat kita makin bersemangat untuk meghafal quran, yuk mas adang…benahi diri tuk segera menghafal quran :
Menghafal Al Qur’an harus di yakini sebagai suatu bagian dari perjalanan pembinaan akidah bagi orang yang beriman, sehingga akidah yang belum sampai standar yang diinginkan tidak akan mampu melihat realitas hifdzul Qur’an sebagai tuntutan perkembangan akidahnya. Hal inilah yang menyebabkan pandangan orang tentang hifzhul Qur’an suatu hal yang tidah menarik, sulit, beban yang berat dan lain sebagainya dari pandangan yang kurang pas.

Akidah yang sudah baik, akan berdampak kepada pemahaman ibadah kepada Allah yang sempurna. Maka lahirlah bermacam upaya untuk lebih dekat kepada Allah dengan mengikuti semua petunjuk Allah dan RosulNya. Dalam proses ini manusia pasti akan bertemu dengan suatu sarana ibadah berupa Al Qur’an. Mutlak dan pasti inilah yang terjadi dalam proses peningkatan ibadah.

Mengapa demikian? karena Al Qur’an akan menyediakan bentuk komunikasi aktif dengan Allah. Dari Al Qur’an manusia akan merasa dipanggil, ditegur, diancam, diiming-iming oleh Robbnya. Maka yang pertama terjadi adalah kesadaran bertilawah, semakin bertambah keimanan, lahirlah kesadaran menghafal, semakin bertambah keimanan lahirlah kesadaran untuk berinteraksi dengan Al Qur’an dengan semua bentuk yang telah di lakukan oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu Hifzhul Qur’an tidak akan ada dalam hati kita, tanpa semangat iman dan ibadah kepada Allah. Bina dan tingkatkan keimanan niscaya hati kita akan kehausan dengan Al Qur’an dari semua sisinya.

Realita diatas telah di buktikan oleh generasi sahabat dan salaf shalih hasil binaan Rosulullah SAW. Kebutuhan mereka terhadap Al Qur’an seperti butuhnya kita terhadap makanan dan minum, bahkan lebih dari itu dari kalangan sahabat, terkenal nama - nama seperti Abdullah bin Mas’ud, Salim Maulana Abi Hudzifah, Mu’adz bin Jabal dan Ubay bin Ka’b. Dari kalangan shohabiyat, terkenal nama-nama seperti Ummu Warogoh (Asy Syahidah), Hafshoh binti Umar, Aisyah, Khoulah bin Tsa’labah dan lain sebagainnya.

Pengertian Hifzhul Quran

Hifzhul Qur’an adalah akar dari kata hafadzo artinya menjaga, orang yang menjaga hukum Allah agar senantiasa terlaksana dalam dirinya disebut Hafizh li dinillah ( QS 9 : 112) Makna seperti ini juga diungkapkan dalam hadist yang terkenal dari Ibnu Abbas (lihat Arbain An Nawawiyah). Hafazho juga bermakna kemampuan mengingat maklumat dalam otak. Dalam ilmu hadis orang yang memiliki hafalan ribuan hadist, diistilahkan Al Hafizh.

Dari pendekatan makna bahasa diatas, maka pengertian menghafal harus memiliki dua makna diatas. Jadi hifzhul Qur’an adalah upaya untuk menghafal ayat-ayat Qur’an sampai tertanam dalam ingatan dan siap menjaganya agar tidak hilang dari ingatan. Maka bukanlah hifzhul Qur’an upaya menghafal yang tidak kokoh dalam ingatan dan tidak dilakukan muroja’ah (pengulangan).

Hukum dan urgensi Hifzhul Quran 

Para ulama sepakat bahwa menghafal Qur’an hukumnya fardlu kifayah, kewajiban yang cukup dilakukan oleh sebagian umat, namun harus tetap memperhatikan makna kifyah (cukup) itu sendiri. Artinya kalau jumlah umat islam di Indonesia dua ratus juta, cukupkah jika jumlah penghafal Qur’an seribu dua ribu orang saja? 

Urgensi hifzhul Qur’an kembali kepada keharusan penegakan Islam itu sendiri. Dengan hifzhul Qur’an proses sosialisasi hukum Allah akan lebih cepat terjadi dalam kehidupan umat, baik tilawahnya maupun isinya. Hifzhul Qur’an juga menjadi penompang tegaknya sarana ibadah yang paling vital dalam islam yakni sholat, tanpa hifzhul Qur’an tidak akan terjadi peningkatan kualitas sholat yang mendekati suri tauladan Rosulullah saw.

Keutamaan hifzhul Qur’an
- Jaminan mendapat Al Khoir ( kebaikan dan keunggulan) dari Rosulullah saw 
- Terbentuknya pribadi yang memiliki jiwa yang hidup 
- Jaminan Jannah dari Rosulullah saw 
- Peluang yang luas untuk meningkatkan kualitas sholat 
- Penghargaan mahkota Allah pada hari kiamat 
- Kenikmatan dunia dan akhirat yang tidak tertandingi

Kiat dan proses hifzhul Qur’an 
• Tumbuh kecintaan tilawah Qur’an yang tinggi. Indikasi kecintaan dapat terlihat dalam keistiqomahan kita dalam tilawah Al Qur’an 
• Tingkatkan amal sholih, agar diri kita lebih akrab dengan Allah dan KalamNya 
• Berdoalah sebanyak - banyaknya agar mendapat kemudahan dari Allah 
• Mulailah menghafal dengan memahami ayat – ayatnya 
• Tentukan batas standar yang cocok bagai kuantitas hafalan anda 
• Lakukan proses hifzhul Qur’an dengan rutin walau sedikit 
• Pahami bahwa murojaah adalah keharusan dalam menghafal
Sumber : alhikmah.com


muqodimah

Alhamdulillah, blog ana sudah bisa di akses, insya alloh kedepannya akan ana isi dengan hal-hal yang bermanfaat, semoga ini bisa menjadi catatan amal ana dan antum yang membacanya.

mungkin akan ada banyak tulisan yang ana copy paste (tapi insya alloh ana cantumkan sumbernya), karena ana berharap dengan mengcopy paste artikel tersebut, ana juga turut membaca.

Ana juga akan menyediakan link download ebook islami.

dan akhirnya pada Alloh jualah ana memohon keridhoan dan ampunannya. Amiin